hanya sekedar cerita
Sudah Saatnya Aku Harus Jujur # Part 9

Cakka berdiam. Melihat satu persatu adik kls yg ada di depannya. Para adik kls yg diliatin Cakka tadi terlihat takut berada di depan Cakka. “Nih..!!” kata Cakka tiba2 dengan teramat singkat. Tangan Cakka menjulur ke depan dengan secarik kertas kumal yg ada di sudut gengggaman jarinya. Adik kls itu masih diam.

“Kalian mau cluenya nggak sich?” bentak Cakka dengan nada tinggi pada adik kls yg ada di hadapannya. Anak2 (kelas 2) yg ada di pos itu semua melihat ke arah Cakka. Tapi mereka hanya bisa diam. Dan adik kls yg ada di hadapan Cakka tadi kaget, mereka menjadi tambah takut dan dg ragu2 mengambil clue dr tangan Cakka. Lalu membacanya. “ 20 detik…,!!” sahut Cakka sinis banget pada adik kls itu. Tanpa penerangan, clue yg aneh, Cakka hanya memberi waktu 20 detik. Ah… Cakka kejem….

“Udah….,” sahut Cakka tiba2 sembari menyambar kertas yg masih berada dipegangan adik klsnya itu. Adik kls itu hanya pasrah lalu pergi dan, “Terima kasih kak..,” kata salah satu dari anak kls 1 itu sambil berlalu pergi dengan teman2nya. “Ya…,” jawab Cakka gak ikhlas.

Lama menit berlalu, Sia bagi-bagi snack sbg konsumsi pada semua panitia. Di dampingi Alvin, Sia menuju tiap pos membagi sekedar jajanan ringan. ……….. “Kemana kita sekarang,” Tanya Alvin yg lagi membantu Sia bawa snack. “Tinggal ke pos 4 sama pos terakhir,” jawab Sia. Mereka lalu menuju pos terakhir dulu karna tempatnya yg paling dekat dangan posisi mereka. Sesampainya di pos terkahir……

“Alvin ! Sia !” sapa Gabriel yg lagi gak ngapa2in di situ. “Oew El….,” jawab Alvin yg hanya berjarak beberapa meter dari Gabriel. Gw waktu itu lagi tidur sambil duduk. Tapi karna kedatangan mereka bikin gw bangun. “Sia? Alvin?,” kata gw masih agak ngantuk. “Ta, Ta jam segini udah tidur.. kayak Dea aja…,” celoteh Sia sambil geleng2 kepala. “Yak..ampun Nyonya Ray yg terhormat tidur aja pakek selimut tebel segala..,” ledek Alvin. “Ah.. gak papakan dingin tauk udaranya. Klo panas gw juga gak akan pakek selimut setebel ini,” balas ku pada Alvin sambil masih mengantuk. “Ini konsumsi snack nya ya…,” kata Sia pada gw and Gabriel sambil memberi dua kotak kecil pada kami…. “Thank Si..,” balas gw. “Ya udah gw duluan ya…,” kata Sia pada gw. “Mau kemana?” Tanya Gabriel. “Mau ke pos 4..,” sahut Alvin yg tadi masih cekikian abis ngledek gw. “Pos nya siapa?” Tanya ku. “Posnya Rio,” jawab Sia. “Cakka juga disanakan?” Tanya Alvin pd Sia. “Iya..,” jawabnya. “Hah??!!” sahut gw dg suara yg cukup keras. SREET..wajah Gabriel berpaling, mengarah pada gw sejenak. “Kenapa Ta?” Tanya Sia pd ku penasaran. “E.. nggak kok..,” gw ngeles. Soalnya gw belum cerita sama siapa2 tentang masalah Cakka sama Rio. “Ya.. udah yuk Vin!,” ajak Sia pd Alvin. Wajah Alvin yg tadi kaget berubah mengikuti keadaan. Alvin mengangguk. “Eh..El, jangan di apa2in ya Nyonya Ray yg terhormatnya..,” Alvin masih sempat menggoda. “Ok..,” jawab Gabriel seadanya. Gw yg masih ngantuk gak memperhatiin ucapan Alvinyg barusan. Setelah Sia danAlvin pergi…….

Gw mau nglanjutin tidur gw, tiba-tiba… “Ta..,” panggil Gabriel lirih. “Ya…,” sahut gw yang ngantuk berat. “Kenapa El?” Tanyaku padanya. “Lo tahu masalah antara……,” Gabriel memotong prkataannya. Gw yg menyadari apa yg mau diomongin Gabriel jadi ngerasa nggak terlalu mengantuk. “Cakka sama Rio?” sahutku. “Iya.. kenapa?” gw melanjutkan perkataan. “Dari?” Gabriel bertanya. “Ray.. gw yg maksa Ray buat cerita. Kenpa emangnya? Gw gak boleh tahu?” kini giliran gw yg bertanya pada Gabriel. “Enggak… Cuma jangan ada orang lain yang tahu ya… ,” jawabnya. “Klo Sia, Aya, Dea, Bella, sama Ina?” gw bertanya kembali. “Terserah lo.. tapi jangan yg lain,” jawabnya. ……………..

Di pos 4……………..

Kedatangan Sia dan Alvin disambut Rio…… “Sia? Alvin?” sahut Rio yg melihat mereka berdua. “Hay Yo…,” sapa Alvin basa-basi. “Alvin,” balas Rio. “Rio.. ini snacknya. Tolong dibagiin sama yg lain ya..,” pinta Sia pada Rio sambil memberikan beberapa kardus kecil dari sebuah kardus yg lebih besar yg di bawa Alvin. “Thanks ya Si…,” balas Rio dengan sebuah senyuman yg manis. “Oya… Cakka mana Yo?” Tanya Alvin sambil lihat kanan kiri. “E… tadi sich ada di sini…, Mau gw cariin?” Tanya Rio. “Nggak usah lah…,” jawab Alvin biasa. “Ya udah deh…. Gw duluan ya Yo..,” pamit Sia pada Rio. Yg di ajak ngomong gak nyahut. “Rio??” panggil Sia. “Oh.. iya ya..,” jawab Rio agak gelagapan. Setelah Sia dan Alvin pergi, Rio membagikan snack pada anak-anak yg ada di situ. Terakhir tinggal punya nya Cakka yg gak keliatan batang hidungnya. Tiba2 Rio menemukan Cakka sendirian lagi duduk di anak tangga.

“Cakka…,” panggil Rio ragu-ragu. Rio tahu setelah kejadian itu Cakka selalu tidak suka melihatnya di dekat Cakka. “Ini snack lo…,” Rio memberikan sebuah kardus kecil. Cakka mengambil kardus itu, tanpa berkata, lalu pergi. “Cakka tunggu!!” panggil Rio tiba-tiba. Cakka menghentikan langkahnya. Rio terdiam sejenak, sebelum Rio berucap, “Jangan panggil gw klo gak penting..!!!” sahut Cakka tiba-tiba dengan nada sinisnya. “Oya.. thanks.. buat snacknya..,” Cakka tiba-tiba meneruskan perkataannya sebelum pergi meninggalkan Rio di sana. “Sama-sama,” balas Rio lirih yg mungkin tidak terdengar oleh Cakka lagi.

0 Responses

Posting Komentar