hanya sekedar cerita

Sudah Saatnya Aku Harus Jujur # Part 6

Tok tok tok tok…. Suara pintu diketuk…….

“Masuk..!!” seru Sia. SREEEK. Suara pintu dibuka.

Dan ada seseorang yang muncul dari balik pintu. Semua menoleh kearah pintu. Hening. Rio. Dialah orang yg muncul dari balik pintu. Rio ikut terdiam terjebak dlm posisinya. “Rio? Ada apa?” Tanya Sia sang pemilik ruangan. “E…e sory gw…” jawab Rio kakuk. Sia berdiri dari duduknya. “Ada perlu sama gw?” Tanya Sia pada Rio. “E… nggak nggak gw,,, Sory ganggu. Nanti aja deh,” jawab Rio sembari akan beranjak pergi. “Eh Yo tunggu!” seru Aya tiba2. Sorot wajah Cakka udah nggak enak. Gabriel, Alvin, Ray, n gw yg tahu masalah diantara mereka jadi khawatir. “Kenapa sich buru2?” Tanya Aya sambil menuju arah Rio. “Gabung aja ma kita. Nggak papa kok.” Paksa Aya pada Rio sambil narik tangan Rio menuju sofa tempat dia dan Gabriel duduk. Rio nggak berkutik. Rio duduk, Aya duduk di sebelahnya.

Wahh apa yg akan terjadi ya???

Sia baru ingin membuka mulut, tiba2 Cakka berdiri dari duduknya dan beranjak tanpa mengucap satu patah kata. “Mau kemana Cakk?” Tanya Aya yg duduk di sebelah Rio. Tanpa menoleh sedikit pun kearah Aya, Cakka menjawab, “Toilet! Mau ikut?” sinis. Lalu beranjak pergi dari sana. “Ye.. sinis amat !”…. Cakka sebel. Ray yg khawatir, menyususl Cakka ke toilet. “Kemana Ray?” Ina bersuara. “Ke toilet. Belet pipis.” Jawab Ray polos. Ray berlari pergi. Ina hanya tersenyum. Setelah Ray keluar dari ruangan.

“Oya ada apa lo kesini? Tumben?” Tanya si empunya ruangan. “E…. sebenernya gw mau..” jawab Rio terpotong. “Mau apa?” Tanya Aya penasaran. “E… gw Cuma mau nanyain soal masalah konsumsi panitia. Ya.. konsumsi panitia. Kasihan tu anak2 yg ada di depan nunggu dari tadi,” jawab Rio ragu2 gak yakin sama perkataannya. Sementara Alvin sama Gabriel Cuma pandang2an. “Ya ampun gw sampek lupa! Aduh gimana sich gw tu?” sahut Sia kaget sambil mukul kepalanya sendiri. “Ya udah… kita anter makanannya sekarang yuk,” ajak Sia kemudian. Yang diajak bicara Cuma diem. “Rio???” Sia memanggilnya. “Oh iya…” sahut Rio kaget. Sia dan Rio lalu mengantar konsumsi ke tempat pensi berlangsung.

Di toilet………

Cakka berdiri di depan kaca. Ke dua tanganya mengepal di atas tempat cuci tangan. Pandangannya lurus kedepan, menatap tajam bayangan dirinya sendiri. SREEEK… pintu toilet dibuka. Tapi tak berpengaruh pada Cakka. “Cakk?” tanya Ray sang pembuka pintu tadi. “Lo gak papakan?” Tanya Ray lagi sembari mendekati Cakka. Cakka hanya terdiam. Dia masih mematung disana. “Udah lah Cakk, toh…,” “Gw gak papa,” sahut Cakka tiba2. Membuat perkataan Ray terpotong. Cakka menarik nafasnya dan memalingkan pandangannya. “Beneran?” Ray meyakinkan. “Ya ya,” jawab Cakka sedikit gak ikhlas. “Balik yuk,” ajak Ray. “Lo aja deh… nanti gw nyusul.” Sahut Cakka. “Ok.” Ray lalu pergi. Kemudian, Cakka juga pergi dari toilet. Ray balik ke ruangan Sia. Sementara Cakka pergi ke tempat vaforitnya di sekolah.

Di ruang Sia….

Anak2 ngobrol khayak biasa. Ray masuk ruangan tanpa ketuk pintu terlebih dahulu. “Ray? Udah balik?” sahut gw yg ngliat kedatangan Ray. “Lho?? Cakka mana? Kok lo dah balik, dia belum?” tanya Aya penasaran. “E.. tadi katanya dia mau nyusul.” “O……..”

Acara berlangsung sampek sore . Setelah acara bener2 selesai, semua orang sekolah pulang ke rumah masing2. Sementara Alvin, Ray, Gabriel, Sia, Ina, Aya, Dea, Bella, dan gw masih ada di parkiran mobil. “Ayo donk Si ambil mobilnya! Udah capek nih.. Mau cepet pulang,” pinta Dea memelas pada Sia. “Ya ya bentar donk,” jawab Sia seadanya. “Eh Cakka mana?” Tanya Aya pada semua. “Cieelah… nyariin nih?” goda Bella. “Klo ada aja berantem. Klo gak ada di cariiiiiiin,” sahut Gabriel ikut2an menggoda Aya. Aya hanya terdiam, mukanya memerah. “Tapi ngomong2 Cakka keliataannya udah pulang deh. Mobilnya aja udah gak ada.” Sahut Alvin tiba2. Sementara Sia udah beranjak pergi mengambil mobilnya.

“Eh Ray gw balik bareng lo donk,” pinta Alvin pd Ray. “Gak ah, gw mau balik ama Tasa. Klo ada lo ganggu donk.. hehehehe…,” jawab Ray agak becanda. “Yah… padahal gw juga mau nebeng sama lo, Ray.” Sahut Gabriel melas. “Udahlah Ray.. gw bisa bareng Sia kok.” Gw kasihan ma Gabriel n Alvin. “Ya jangan donk,” Ray menyahuti. “Ah kalian tu repot deh. Lo kan masih bisa pulang bareng ama Ray walaupun ada Gabriel ma Alvin. Lagi pula nanti klo ditambah lo mobilnya Sia jadi kepenuhan tauk !!” sahut Ina pada gw. “Nah gitu aja!! Ya Ray?” balas Alvin kegirangan. “Ya deh…”

Semua pulang pakek mobil Sia and Ray……………..

Tunggu cerita selanjutnya di part 7 ya...

0 Responses

Posting Komentar